Luar Biasa

        Hari ini merupakan hari dimana bisa kembali ke aktivitas semula tak ada lagi beban (walaupun hanya untuk sementara). Bulan Oktober dan awal November merupakan bulan yang tak bisa dilupakan. Banyak kejadian yang tidak bisa diulang dan sangat berharga. Cerita dimulai ketika saya lolos masuk tahap seminar Indonesia Next 2018. Kesibukan bertambah ketika persipan RECOFA (Research and Essay Competition Of Alauddin) 2018 sudah dimulai. Hari demi hari saya lewati kuliah, rapat dll yang menjadi kegiatan rutin saya setiap harinya. 
Kesibukan semakin bertambah ketika saya mendapat email dari USICON UIN Sunan Kalijaga. Dimana fullpaper harus diselesaikan dalam 4 hari. Saya berusaha untuk menyelasaikan fullpaper itu dan terhenti ketika pihak kampus belum bisa memberikan dana. Tapi entahlah mungkin ini sdah Qadarullah.

    Tak cukup sampai disitu, kesibukan tidak berhenti ketika saya diberi amanah untuk menjadi perwakilan UIN Alauddin dalam POROS INTIM 2018 (Pekan Olahraga, Riset dan Ornamen Seni Se- Indonesia Timur)  di bidang Karya tulis. Ini menjadi pengalaman yang sangat luar biasa sekaligus berat karena harus membuat karya tulis dalam waktu 5 hari dan harus pula ikut tes Sertifikasi International IndonesiaNext. 
     Tanggal 5 November merupakan hari pembukaan acara POROS INTIM. Hari itu, saya bertemu dengan orang yang sangat luar biasa baik itu delegasi UIN Alauddin maupun delegasi dari universitas lainnya. Hari itu, saya terpaksa tidak ikut perkuliahan karena saya harus kejar deadline pengumpulan full paper karya ilmiah tersebut dan harus ikut persiapan ujian IndonesiaNext di kampus UNHAS. Hari berikutnya saya terpaksa tidak ikut perkuliahan lagi karena hari itu merupakan hari terakhir pengumpulan fullpaper dan hari terakhir persiapan tes IndonesiaNext. 
     Singkat cerita, hari dimana saya harus ujian IndonesiNext. Tanpa ada persiapan yang matang karena satu sisi harus juga membuat karya ilmiah, saya pun memberanikan dan percaya diri untuk ikut tes. Waktu itu tes di Pusat Lab. Bahasa UNHAS, dan saya mendapat giliran ketiga yang dimulai pukul 10.00 WITA. Tes berlangsung cukup singkat dan akhirnya giliran saya yang masuk. Rasanya gemetar dan gugup ketika berhadapan dengan komputer saat itu dan saya berusaha untuk tenang dalam mengerjakan soal yang menurut saya sangat susah karena soalnya berbahasa Inggris dan saya belum lancar bahasa Inggris😁😁. Satu persatu soal saya selesaikan hingga soal terakhir. Setelah mengerjakan soal terakhir saya pun menekan tombol finish dan saya sangat bersyukur karena nilai saya cukup (ALHAMDULILLAH)
   Lega rasanya karena satu beban selesai. Setelah tes saya pun kembali ke kampus untuk mengumpulkan fullpaper saya. Setelah mengumpulkan saya memutuskan untuk langsung pulang untuk mempersiapkan presentasi karya besok. Tidak tenang dan susah tidur karena deg-degan untuk presentasi. Hingga keesokan harinya saya pun harus menjadi presenter pertama. Pengalaman yang luar biasa. Akan tetapi agak kecewa karena ada keganjalan dalam lomba tersebut dan poin saya harus di urutan ke 4. Tapi tak apalah mungkin ini adalah Qadarullah lagi. Kecewa rasanya, tapi hal itu terlupakan ketika kami elemen UKM RITMA harus bekerja keras mempersiapkan RECOFA 2018. Persiapan yang cukup berat dan singkat, penuh dengan canda maupun emosi sekaligus dihiasi dengan air mata hingga hari pelaksanaan.
RECOFA merupakan salah satu acara yang sangat berarti dan tak akan terlupakan. Selain pengalaman  dan perjuangan bersama panitia, kami juga mendapat banyak ibrah dari seluruh Finalis RECOFA. Sangat senang rasanya bisa bertemu dengan para pejuang, para Young Researcher dari berbagai Universitas seperti Unhas, Uho, UNY, UB, Udayana, Tidar, Mercu Buana, Unnes dan Jember. Banyak pelajaran dan pengalaman dari kslisn selama 3 hari itu Semoga kita bisa berjumpa di RECOFA 2019 dan kesempatan yang lain dan tetap menulis yah!. Kalian LUAR BIASA.πŸ’šπŸ’š





Mohon maaf jika ada kesalahan. Baru belajar!!

 Senin, 19 November 2018




Comments

Popular posts from this blog

Guru : Profesi Pilihanku

Irfan dan Madrasah: (Ketulusan Merajut Pendidikan di Desa Terpencil)

Kerja Keras