Irfan dan Madrasah: (Ketulusan Merajut Pendidikan di Desa Terpencil)

Kisah ini merupakan kisah seorang guru yang berasal dari desa terpencil di Kabupaten Jeneponto, terdapat sebuah madrasah swasta yang menjadi tempat belajar bagi anak-anak yang haus akan ilmu agama dan pengetahuan umum yang bernama MTs Parang Baji.  Madrasah ini sederhana, dengan fasilitas yang terbatas, namun memiliki satu hal yang berharga seorang guru bernama Irfan. Irfan adalah sosok guru yang penuh dedikasi, rela mengorbankan waktu dan tenaganya demi mencerdaskan generasi muda. Setiap hari, ia menempuh perjalanan jauh melewati jalan berbatu dan ladang yang luas untuk sampai ke madrasah tersebut.

Meski sarana pendidikan yang ada jauh dari kata layak, Irfan tak pernah mengeluh. Dengan metode mengajar yang sederhana namun penuh makna, saya berhasil membuat para muridnya antusias dalam belajar. Ia tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga memberikan motivasi agar anak-anak tetap semangat menuntut ilmu meskipun di tengah keterbatasan. Ia sering berkata kepada murid-muridnya, "Ilmu adalah cahaya yang akan menerangi jalan kalian di masa depan."

Tantangan besar kerap dihadapinya, mulai dari keterbatasan buku pelajaran hingga kurangnya dukungan finansial bagi madrasah. Namun, ia tetap bertahan dengan keikhlasan yang tulus. Berkat perjuangannya, banyak murid yang berhasil melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Irfan menjadi panutan di desa itu, tidak hanya bagi murid-muridnya, tetapi juga bagi masyarakat sekitar yang melihat perjuangannya sebagai inspirasi.

Pengabdian seorang guru seperti Irfan adalah cerminan dari semangat mencerdaskan anak bangsa, meski berada di tempat terpencil. Kisah Irfan sesuai dengan tulisan Tilaar, H. A. R. (2012) bahwa pendidikan yang baik tidak hanya bergantung pada fasilitas, tetapi juga pada ketulusan hati seorang pendidik. Kisahnya menjadi bukti bahwa seorang guru memiliki peran besar dalam membentuk masa depan generasi penerus, terutama di daerah yang masih tertinggal.

Dengan demikian, guru madrasah harus terus semangat dalam meningkatkan kompetensinya, karena ilmu yang terus berkembang adalah kunci untuk mencetak siswa yang tidak hanya memahami agama, tetapi juga mampu beradaptasi dengan dunia modern. Meskipun madrasah atau sekolah tersebut berada di daerah terpencil dan memiliki fasilitas yang sangat terbatas.

 

 

Muh. Irfan

(Guru MTs Parang baji & MTsN 4 Jeneponto)

Comments

Popular posts from this blog

Guru : Profesi Pilihanku

Kerja Keras