Guru : Profesi Pilihanku

 

Perkenalkan nama saya Muh. Irfan, saat ini saya adalah seorang guru yang mengajar pada dua madrasah yaitu Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 4 Jeneponto dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Parang Baji. Sejak memilih untuk bergabung dan mendalami profesi guru sejak tahun 2020 pasca lulus pendidikan Strata Satu (S-1) di UIN Alauddin Makassar. Profesi guru merupakan profesi yang tidak pernah terbanyangkan dalam fikiran saya dan hal ini merupakan sesuatu yang baru bagi saya. Apalagi, jurusan atau program studi saya bukan berasal dari rumpun ilmu pendidikan, keguruan atau tarbiyah.

Selama menjalani profesi ini, saya harus lebih ekstra dalam belajar baik dalam bentuk melihat orang-orang yang telah lama berkecimpung dalam dunia pendidikan, membaca buku, melihat video-video pembelajaran dan lainnya yang berkaitan dengan dunia profesi guru tersebut. Meskipun masih banyak hal yang masih perlu saya pelajari, saya tetap berusaha untuk terus mengembankan kompentensi profesi saya sebagai seorang guru. Apalagi, saya biasanya mengampu mata pelajaran yang tidak sesuai dengan background pendidikan saya. Namun semuanya saya harus terima dan jalankan sesuai dengan kemampuan saya.

Guru yang menyenangkan, guru yang disukai oleh rekan kerja dan siswa serta guru yang selalu ditunggu kehadirannya merupakan salah satu impian saya hingga saat ini setelah menjadi seorang guru. Tentunya mewujudkan cita-cita dan impian guru seperti itu, guru tersebut harus memahami betul semua hal yang berkaitan tentang profesi tersebut seperti metode, model, teknik dan lainnya.

Menurut Mukhtar dan Martinis Yamin dalam M Sobry Sutikno (2019), guru memiliki beberapa peranan yang sangat strategis yaitu:

1.     Guru sebagai role model, artinya guru menjadi teladan yang akan dicontoh oleh peserta didiknya. Sehingga guru harus betul memiliki sikap dan karakter yang baik sehingga akan berdampak baik bagi peserta didik.

2.     Guru sebagai perencana. Dalam melakukan pembelajaran, guru harus mampu membuat rencana-rencana pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

3.     Guru sebagai pendiagnosa peserta didik, artinya adalah guru harus mampu menjadi orang tua peserta didik yang mampu mengawasi dan mengevaluasi kemajuan pembelajaran peserta didiknya.

4.     Guru sebagai pemimpin. Guru mampu menjadi pemimpin dalam kelas sehingga mampu memimpin dan me-manage kelas dengan baik.

Saat ini saya diberi amanah menjadi guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau dalam Kurikulum Merdeka diistilahkan atau disebut sebagai Mata Pelajaran Informatika. Mata pelajaran Informatika di Madrasah Tsanawiyah (MTs) dirancang untuk membekali siswa dengan keterampilan dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta pemahaman mengenai konsep komputasi. Kurikulum ini telah disesuaikan dengan standar yang ditetapkan oleh Kementerian Agama dan berorientasi pada pengembangan kompetensi abad ke-21 agar siswa siap menghadapi perkembangan teknologi yang pesat.

Dalam mata pelajaran Informatika, ada beberapa Kompetensi Dasar dalam Informatika untuk jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs) yaitu sebagai berikut:

  1. Dasar-Dasar Informatika

a.     Memahami konsep komputer dan teknologi digital

b.     Menelusuri sejarah perkembangan teknologi informasi

c.     Menerapkan etika dan keamanan dalam penggunaan teknologi

  1. Pemrograman dan Algoritma

a.     Mengembangkan logika berpikir dan keterampilan pemecahan masalah

b.     Mempelajari dasar-dasar pemrograman sederhana (seperti Scratch atau Python)

c.     Mengenal konsep algoritma dan flowchart

  1. Pengelolaan Data dan Informasi

a.     Menggunakan aplikasi perkantoran untuk mengolah teks, angka, dan presentasi

b.     Mengoptimalkan spreadsheet untuk analisis data sederhana

c.     Memahami konsep dasar basis data

  1. Jaringan dan Internet

a.     Memanfaatkan internet secara aman dan bijaksana

b.     Memahami konsep dasar jaringan komputer dan konektivitas

c.     Mengenal teknologi penyimpanan digital dan cloud computing

  1. Kecerdasan Buatan dan Perkembangan Teknologi

a.     Mengenal kecerdasan buatan (AI) serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

b.     Memahami peran teknologi digital dalam dunia pendidikan dan bisnis

c.     Menjelajahi konsep dasar Internet of Things (IoT) dan komputasi awan

Tujuan Pembelajaran Informatika pada jenjang Madrasah Tsanawiyah yaitu:

  1. Membekali siswa dengan keterampilan digital untuk mendukung pembelajaran berbasis teknologi.
  2. Mengasah kemampuan berpikir logis, kreatif, dan inovatif melalui pemrograman serta pemecahan masalah.
  3. Mendorong siswa agar dapat memanfaatkan teknologi secara positif dalam kehidupan sehari-hari dan dunia pendidikan.
  4. Menanamkan kesadaran akan pentingnya keamanan siber serta etika dalam lingkungan digital.

Mata pelajaran Informatika di madrasah berperan penting dalam membentuk generasi yang tidak hanya memahami ilmu agama, tetapi juga memiliki keunggulan dalam bidang teknologi, sehingga siap menghadapi tantangan di era digital. Oleh karena itu, sebagai guru Informatika, saya harus membekali diri melalui belajar, membaca materi atau buku, melihat tutorial di youtube dan lainnya yang berkaitan dengan materi pelajaran.

Berdasarkan teori-teori metode pembelajaran, ada beberapa metode pembelajaran yang biasa saya gunakan dalam mengajar khususnya mata pelajaran Informatika di madrasah saya. Hal tersebut saya sesuaikan dengan kemampuan dan kompetensi peserta didik. Adapun metode pembelajaran yang biasa saya gunakan diantaranya:

1.  Metode Ceramah. Metode ini adalah metode yang paling sering saya gunakan dalam pembelajaran. Dimana seorang guru memberikan penjelasan kepada peserta didiknya secara langsung.

2.     Metode tanya jawab. Menurut saya, tanya jawab merupakan metode yang sangat bagus digunakan karena secara tidak langsung akan ada komunikasi atau interaksi langsung antara guru dan siswa. Selain itu, tanya jawab ini bisa membantu peserta didik dalam menjawab permasalahan yang dialami dan berkaitan dengan mata pelajaran.

3.     Metode diskusi. Metode ini melatih untuk siswa dalam mengeluarkan atau mengemukakan pendapatnya serta melatih peserta didik dalam memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan secara mandiri.

4.     Metode demonstrasi, metode ini mengedepankan praktek secara langsung terkait materi yang dipelajari sehingga peserta didik akan lebih paham karena tidak hanya terbatas pada teori.

5.     Metode permainan (Games). Metode ini merupakan metode yang sangat disukai oleh peserta didik. Dimana materi-materi yang diajarkan dibungkus dan dimodifikasi dalam bentuk games-games yang dapat menarik perhatian siswa.

Variasi metode pembelajaran merupakan suatu keharusan bagi seorang guru di masa seperti sekarang. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan siswa yang sudah berubah, perkembangan teknologi dan lainnya. Oleh karena itu, guru harus mampu memahami dan menerapkan berbagai macam model atau metode pembelajaran yang menarik.

Berbagai macam metode pembelajaran yang kita lakukan atau terapkan tidak menjadikan secara otomatis siswa menjadi paham dengan materi kita. Berdasarkan pengalaman yang saya dapatkan, masih banyak siswa yang merasaa bosan, diam dan bahkan tidak tertarik di kelas. Oleh karena itu, guru harus mempunyai banyak cara dalam mengatasi hal tersebut.

Meskipun menjadi seorang guru adalah sebuah tantangan yang berat dan kompleks. Namun hal tersebut harus tetap dijalani karena menjadi seorang adalah pilihan saya. Hal yang bisa saya lakukan hanya terus belajar dan terus mengembangkan kompetensi serta terus memperbanyak pengalaman-pengalaman. Semoga suatu saat saya bisa menjadi seorang guru yang di cita-citakan oleh semua orang.

 

Wallahu A’lam

 

Comments

Popular posts from this blog

Irfan dan Madrasah: (Ketulusan Merajut Pendidikan di Desa Terpencil)

Kerja Keras